Thursday 22 August 2002

Di sebuah Agustus yang merangkak

Di sebuah Agustus yang merangkak
Ada banyak tanya membengkak

Tentang waktu bergulir lambat
detik yang malas berputar
Angin masih berbisik terus
kehati-hatian…..
mungkinkah kematian?

Bandul terlalu menarik maju
Kaki terkekang erat pada nisan
tulisan kaum terkubur
Baunya milik ku
dan mayat-mayat menyingkir

Dan nadi masih berdegup
Otakku bukan milik kaum pemalas
Tapi pusara masih digerayangi belukar
Akankah sebuah mawar ku nanti?

seperti ada yang tertulis :

Cintaku seperti merah, merahnya Mawar
Yang keharumannya memenuhi udara
Ia menuntunku pada cahaya
Bukan kegelapan putus-asa


Atau waktu akan berlari
Dan kau tak ada lagi

19 Agustus 2002

No comments: