Saturday 3 August 2002

Creeping coup d’etat

Ibu, masihkah kau ingat,
Dengan memakai celana piyama berwarna krem
Dan kaos oblong cap Cabe
Lelaki tua itu meninggalkan istana
Menyeret sendal cap Bata yang sudah usang

Ibu masihkah kau ingat
Tangannya tidak memegang tongkat lagi,
Hanya koran besar, gulungan bendera pusaka
Dan telah lama hawa lembab mengikis kebesarannya
Dan kudeta sedang merangkak

Tiada lagi yang berteriak lantang
“Ganyang komprador kapitalis”
Kaum jelata tak punya induk semang
Marhaen mati muda ditanahnya
Dikandang sapinya

Dipersimpangan kelabu bulan Juli
Barisan rakyat membakar dupa
Membesarkan namamu pada panji yang berkibar
Semua merah, semua marah
Tangan keras tak mampu keluarkan isi otak mereka
Isi perut dan dendam
Tapi ibu kamu ada dimana saat itu?

Ditepi titi perubahan, kau berpagutan
Telah terlihat ranum, giurkan penjilat
Ucapanmu penuh keringat kami

Tapi ibu, kakimu tidak lagi menapak
Telah berjarak pada bayangan terpisah
Senyum diam tinggalkan jelata terkapar
di liang kubur masing-masing
Dan kami pun sadar
Kudeta sedang belajar merangkak
Rakyat terkudeta.

No comments: