Monday 21 March 2011

Suara dan Rakyat

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, rakyat itu adalah : (1) penduduk suatu negara: segenap -- Indonesia berdiri di belakang pemerintah; (2) orang kebanyakan; orang biasa (3) anak buah; bawahan.

Pada perjalanan waktu, suara mereka yang digusur, ditindas dan resah hingga turun ke jalan tak pernah didengar, maka yang dimaksud rakyat tentu bukanlah mereka. Karena pemerintah sering berkata : "Jangan sakit hati rakyat," "Dengarkan suara rakyat," hinggga menganggap diri "Wakil Rakyat."

Dan perkataan pemimpin harus merakyat menjadi sebuah teka-teki, apa yang dimaksud dengan merakyat? Menjadi rakyat yang mana?

Ada pula yang perlu digugat defenisi dari :
# rumah Rakyat : Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat
# kedaulatan rakyat : kekuasaan tertinggi ada pada rakyat; demokrasi
# pendidikan rakyat : pendidikan yg ditujukan kepada semua anak dan diselenggarakan oleh atau dengan bantuan pemerintah

Maka defenisi rakyat harus ditinjau ulang, karena dalam kenyataannya terdapat apa yang dikatakan :

# rakyat biasa : orang kebanyakan; bukan bangsawan; bukan hartawan
# rakyat gembel : [Jk] orang (golongan orang ) yang sangat papa, tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak mempunyai pekerjaan tetap
# rakyat jelata : rakyat biasa (bukan bangsawan, bukan hartawan); orang kebanyakan
# rakyat kebanyakan : rakyat biasa
# rakyat kecil : orang yang tingkat sosial ekonominya sangat rendah; orang kebanyakan bukan penguasa pemerintahan)

Rakyat itu seharusnya adalah orang kebanyakan, orang biasa. Maka bila ia sudah berada dalam lingkar penguasa, pembuat kebijakan hingga memiliki kemampuan ekonomi, maka ia bukanlah rakyat.

Bila dikatakan "Mari dengar suara rakyat" maka itu adalah hal yang mustahil di republik ini. Karena suara rakyat adalah suara orang-orang yang tak memiliki kemampuan apa-apa, suara yang tak terlibat dalam keputusan politis. Kalaupun dipaksakan ada, suara rakyat seharusnya adalah suara orang kebanyakan, suara orang kelaparan, suara orang yang menanti pekerjaan, suara orang yang butuh pendidikan. Suara kebanyakan yang minta diperjuangkan bukan diperjual belikan dalam pertaruhan kekuasaan.

Ungkapan Vox Populi Vox Dei, suara rakyat suara Tuhan, tak mungkin ada di republik yang bertuhan namun anti rakyat. Dan perkataan suara dan rakyat adalah dua kata yang tak bisa disandingkan lagi. Rakyat dan suara adalah kata-kata yang bertolak belakang.

No comments: