Thursday 3 March 2011

Balon Revolusi menuju Korea Utara?


Saat ini rakyat di Korea Utara tak mengetahui perkembangan apa yang terjadi di kawasan Timur Tengah. Penutupan akses jaringan internet dan TV asing serta pengawasan pemberitaan media-media, membuat revolusi yang terjadi di awal-awal tahun ini hingga hari ini tak akan mempengaruhi pemerintahan Korea Utara, walau ditengarai oleh lima organisasi sosial internasional pasca kunjungan mereka ke Korut, bahwa terdapat beberapa daerah di Korea Utara mengalami kelaparan.

Korea Utara menghadapi ancaman kelaparan. Rakyat terpaksa memakan rerumputan dan tumbuh-tumbuhan liar lantaran kurangnya pasokan pangan di negara komunis itu. Berdasarkan laporan pemerintah Korut, 50%-80% produk pangan primer seperti gandum dan jawawut mati karena cuaca buruk dan musim dingin berkepanjangan. (sumber)

Selama ini, Korut bergantung pada pasokan pangan dari Korea Selatan. Setiap tahun, Korsel mengekspor 400 ton beras dan 300 ribu ton pupuk ke Korut melalui jalur laut. Namun Korsel menghentikan ekspor akibat memburuknya hubungan kedua negara pada 2008. Ketika itu, Presiden Korsel Lee Myung-bak mendesak Korut untuk melucuti senjata nuklir mereka.

Untuk membuka mata dan mengajak para warga Korea Utara memberontak, kelompok Fighters for Free North Korea yang berbasis di Seoul, menyatakan akan mengirim sekitar 200.000 selebaran propaganda, beserta uang 1 dolar, serta USB flash drive berisikan video gelombang demonstrasi rakyat melawan penguasa di Timur Tengah pada hari Senin (07/03/11) mendatang.(sumber)

Ratusan ribu balon ini akan terbang dari Seoul memasuki wilayah Korea Utara, dengan harapan rakyat Korea Utara akan membaca dan menerima bantuan dana tersebut. Sementara rekaman video gelombang demo Timteng yang terekam di USB, mungkin tak bisa disaksikan di rumah, karena rakyatnya jarang memiliki fasilitas komputer. Secara diam-diam diharapkan dapat menyaksikannya di komputer sekolah atau kantor secara diam-diam.

Apakah akan berhasil? Kita lihat saja sampai sejauh mana selebaran dan video demo mampu membuat pemberontakan.

No comments: