Saturday 20 July 2002

Cuaca dari Sebuah Kamar

(oleh Teja Purnama)

mari manis,
lihat, darah menggerimis anggun pagi ini
begitu tenang menjejaki mawar mawar
hingga bergeletar ingkari embun.

cepat mendekatlah ke jendela
tinggalkan ranjang tetap telanjang.
jangan sampai kau kehilangan ricik di kolam ikan,
jangan pula termangu.

dengarlah derap-derap di atap
rumah yang kubangun dengan cuaca
dan entah tangis siapa; barangkali suamimu
atau ibumu yang setia menjanda.

tak usah lara, manis
masih ingin kuresapi desahmu,
walau tak semerdu suara cuaca
terus gayutkan mulutmu pada batang cuaca
tarikan kehangatan lidah, ikuti irama cuaca

aaa....terus, jangan berhenti, manis
biar semua memerah rumput taman,
batu-batu, kandang kuda dan burung.
pagar, aspal jalanan,
biar, biarkan matahari mati.

(dari buku "Tengok 2," arisan sastra independen di medan)

No comments: