Thursday 6 October 2011

Malaria, sebuah nama yang keliru




Sesuatu yang keliru yang akhirnya kita sepakati untuk tetap dipakai, baik orang awam maupun ilmuwan.

Nama penyakit malaria berasal dari bahasa Latin yang bermakna : udara buruk. Penyakit fatal ini terlanjur diberi nama demikian karena semula diduga penyebabnya adalah lingkungan udara yang buruk/kotor. Lalu Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama “paladisme atau paludismo“, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai.

Sejarah perkembangan malaria hampir sama tuanya dengan sejarah kehadiran manusia di muka bumi. Para ahli memperkirakan bahwa malaria kemungkinan berawal dari Afrika sekitar 12.000 – 17.000 tahun yang lalu. Dari benua ini, malaria kemudian menyebar ke seluruh dunia, terutama di daerah tropis, sejalan dengan sejarah dimulai penjelajahan umat manusia menemukan dan menaklukkan daerah-daerah baru, perdagangan serta sejarah penjualan budak-budak Afrika pada zaman dulu ke Amerika dan daerah-daerah lainnya. Malaria juga sudah dikenal oleh para dokter pada zaman China kuno sekitar tahun 2700 sebelum masehi.

Pertanyaan sekitar penyebab penyakit malaria akhirnya dijawab oleh Ronald Ross, seorang dokter militer Inggris yang bertugas di India pada tahun 1897. Ross berhasil membuktikan bahwa ternyata malaria tidak disebabkan oleh udara kotor tetapi akibat gigitan nyamuk anopheles. Secara teoritis, cukup hanya dengan satu kali gigitan nyamuk anophles seseorang sudah bisa terjangkit malaria, jika nyamuk ini mengadung parasite malaria. Berkat penemuannya, Ross akhirnya memenangkan hadiah Nobel.

Namun nama keliru itu sudah terlanjur memasyarakat di dunia. Karena yang diingat orang adalah akibatnya yang begitu menakutkan. Ia telah menggetarkan dengkul Napoleon bersama pasukannya. Bahkan dalam Perang Dunia I, prajurit Inggris yang mati karena digigit “nyamuk” malaria lebih banyak dari yang mati karena tertembak peluruh musuh.

Tidak hanya sampai di situ, Sandosham (1965), salah satu malarioligist ternama juga menggambarkan bahwa nyamuk dan malaria juga telah mengalahkan banyak raja besar Romawi pada zaman Alexander the Great. Tidak hanya prajurit dan raja, nyamuk dan malaria juga ikut membunuh para Paus, pemimpin agama dan negara lainnnya serta tentunya jutaan umat manusia di seluruh muka bumi.

Pengobatannya kini tak keliru, namun kekeliruan kita mengelola lingkungan membuat nama itu tetap menghantui, karena ketidak mampuan memberikan lingkungan yang bersih.

Sungguh yang terjadi, nama keliru untuk sebuah kekeliruan kita mengelola lingkungan.

No comments: