Friday 21 November 2003

Sang Pemimpi

Malam basah. Hujan patahpatah.
Dan di sebuah kafe angin tak sendu.
Hanya waktu berjalan sempoyongan.
Bersamanya ada dentingdenting.
Nyaring menghantam. Bedilbedil yang
menjemput saudara kita.
Lihatlah......bibirnya sumbing
Pagutan kabar bohong beraroma arak.

Musik yang berdentum adalah detak nadi
satusatu. Tarian kejang, kawan menggelepar.
Indonesia Raya dihasut lidah mereka.
"Kami tidur di pusara leluhur"
Langkah enggan berpindah, merekah kubur.
"Jangan halau kami!"

Malam kian kian lelap di bibir basah.
Di tatap curiga lima watt, senyumsenyum
asing menjual kebebasan.
Hidangan penutup sebelum ingkar janji.
Sebelum malam berganti kelamin,
ada sapa, 

"Hai Yusuf sang pemimpi, esok ada apa?" 

Sebelum malam berganti tuhan
dinding menatap, penjara bagi tubuh,
merdeka bagi ruh.

grogol,20/11/03

No comments: