Saturday 12 February 2011

Mengurung Tuhan

Tuhan milik nenek moyangku dulu itu, kini entah ke mana. Ingin bertanya, apa yang salah pada masa kini.

Tapi pohon-pohon besar itu sudah ditebang, menjadi altar dan penyangga atap rumah ibadah agama pendatang. Batu-batu besar itu pun juga dipecahkan untuk menjadi pondasi kuat melindungi penganutnya. Sungai-sungai telah kotor, padahal dulu kejernihan dan kedamaiannya menjadi inspirasi hidup, bahwa hidup tak perlu serakah (tak perlu mendominasi/menindas keyakinan orang lain), mengalir menuju lautan teduh (menuju pelukan Tuhan yang Kuasa).

Dan kesuburan bumi menjadi bukti alam memelihara manusia. Sementara kini, kesuburannya hilang bersama suburnya pemeluk agama yang ketakutan saat gunungan kemunafikan memuntahkan laharnya. Saat gunung-gunung tua menunjukkan sabdanya. Saat Lautan Teduh meratakan desa dan kota serta rumah-rumah tempat mengurung Tuhan.

No comments: