Friday 2 May 2003

Ya Abba

Katanya, dentang malam itu hanya satu
sepi doa yang membauinya
: “Ya Abba, jangan biarkan aku mati dalam mimpi.”
Dan berangkatlah imaji liar berkenderaan hitam
lalui lorong sejuta titik-titik entah berdimensi apa

Kabarnya, dentang malam itu tak lagi satu
saat ada aku, dia dan dia.
Layarnya tak mengucap kata, larut dalam garis-garis yang saling menenun diri.
Kala aku, dia dan dia berlakon pudar, rindu memberi bingkai.
Nyanyian sunyi melepaskan tawanannya,
senyum yang hadir titipan tawa lalu.

Nyatanya, kini malam tak lagi berdentang,
saat pagi berbisik di telinga
Getar bibir mengucap bait-bait
: “Ya Abba, biarlah aku mati di dalam mimpi. Saat sadar di mimpi pun aku kalah, cemburu pada mereka yang berpagutan. Aku resah di dua sisi”

No comments: