Friday 2 May 2003

Dan Tuhanpun Menangis

Kabarnya ada tangis yang berlari-lari, berlomba-lomba mengejar pantai
dan angin tertunduk lesu, bisikkan derita pada camar yang lupa akan sarang.
Saat nyiur meronta-ronta, jejak-jejak kian tersapu,
menelan cerita yang tak pernah lapang

Kabarnya ada tangis yang menari-nari, di antara bulir-bulir padi kosong
Perih kian bunting bersama waktu menguning
Saat hari meratapi diri, angin teduh menyapa, menjilati tetes-tetes keringat
terlukislah peta harta karun pada tengkuk terbakar

Kabarnya ada tangis yang menderu-deru,
pecah terluka meluncur di lereng-lereng curam
Sementara awan-awan memberi jubahnya, petir tak kalah histeris

Ohh….. tangisku bukan lagi sendiri menggapai-gapai langit
Di ketinggian hati, aku mendengar ratapMu,
saat menatap dinding hati terlukis sejuta luka
Di sini dalam kapal tua Nuh,
aku menggiring berjuta pasang resah dan turunannya
menunggu masa saat karamkan di lautan tangisMu

No comments: