Tuesday 14 September 2010

Tuhan Tak Lagi di Atas

Suatu ketika, Tuhan mengeluh kepada malaikat, karena dikejar-kejar terus oleh doa-doa manusia.

“Dengarkanlah, mereka memintaKu untuk menjaga rumahnya. Menghantarkannya dengan selamat hingga ke tujuan. Membantunya menjawab segala ujian di sekolah. MengharapkanKu agar mampu menaikkan jabatan mereka atau mengelakkan mereka dari tugas rutin kantor bahkan memaksaKu agar teman yang diinginkannya mau menjadi pacarnya atau teman hidupnya.”

Malaikat pertama menyarankan Tuhan agar bersemayam di puncak gunung yang sangat tinggi. Sementara malaikat yang kedua mengusulkan agar Tuhan bertahta di dasar samudera yang paling dalam.

Namun, Tuhan rasa itu percuma, karena manusia mampu ke sana. Doa manusia selalu kepada “Yang Di Atas” atau “Pintanya sedalam lautan.”

Malaikat ketiga unjuk bicara, ia mempersilahkan Tuhan bersemayam di hati manusia. Menurutnya, “pasti tak terjangkau, karena manusia tak pernah menyapa hatinya sendiri. Manusia kadang tak berdamai dengan hatinya sendiri.”

Tuhan ternyata bersemayam di bagian yang paling halus dalam hati manusia yang dinamakan sirr (rahasia) atau disebut juga tahta kesadaran (Manunggaling Kawula Gusti, 1990 : 2140).

Mari berziarah ke dalam hati kita, tahta kesadaran kita. Kesadaran bahwa Tuhan ternyata juga ada di hati-hati mereka yang lapar dan terluka.
Edi Sembiring

No comments: