Sunday 6 June 2010

Sendiri Bersama Guruh Soekarno Putra

Malam ini aku mendapatkan sebuah keindahan. Dalam hening malam aku menemukan lagu lama karya maestro kita Guruh Soekarno Putra. Namun dilantunkan bukan olehnya, oleh seseorang yang juga takjub akan keindahan syair dan musiknya. Dengan kesederhanaan ia memetik kidung kedamaian itu, namun terasa kental ada rindu yang merambat di kamar ini.

Judul lagu adalah Sendiri dimainkan ulang oleh floatproject yang digawangi oleh komposer/penyanyi/gitaris Hotma “Meng” Roni Simamora.
Komentarnya tentang lagu ini :

Gw selalu kecanduan lagu ini sejak pertama kali denger waktu jaman sd tahun 80an. Lagu ini ditulis salah satu jagoan indonesia Guruh Soekarno Putra dan dinyanyiin jagoannya juga Chrisye di albumnya yg berjudul "Sendiri" yg dirilis th 1984 sama Musica Studio. Dari info yg gw cari via google, produsernya waktu itu Sendjaya Widjaya. Gw sempet punya mp3nya (setelah nyari kasetnya dimana2 ngga nemu2), tapi sayang kwalitasnya ngga bagus. Kepengen punya versi remasterednya tp kayaknya ngga bakal dibuat krn mungkin dianggap "kurang menjual" utk jaman sekarang. Sejauh pengetahuan gw emang ngga banyak orang yg tau lagu ini. Aneh. Padahal menurut gw lagu ini bagus bgt (atau gw yg aneh?). Sebuah masterpiece yg wajib diperdengarkan keindahannya ke audiens jaman skarang. I hope this version could represent the vibe.

Sengaja komentarnya tak diedit kalimatnya, agar sesuai dengan suasana hatinya saat menulis komentar tentang lagu yang dinyanyikannya ulang. Bersyukurlah saya, ia multi talenta dan mampu membawa mas Guruh ke kamar ini untuk sama terbunuh dalam sepi.

Saya sudah berusaha mencari lagunya namun tak menemukan versi aslinya yang dinyanyikan oleh Chrisye dengan diiringi oleh piano saja ditambah saxophone di bagian solo. Dengan kesabaran, saya mendengar dan menuliskan syair-syairnya. Begitu indah. Berikut ini adalah syairnya :



sendiri berjalan di tengah malam nan sepi
kian jauh melangkah semakin gelisah
sendiri termenung di larut malam nan hening
hatiku semakin gundah, oh mata membasah
bayu dingin lalu bintang mengerling sayu
rembulan menyuram tiada terbayang harapan
sendiri melangkah di jalan remang membisu
ku nanti engkau sinar bersama sang fajar




sendiri termenung di larut malam nan hening
hatiku semakin gundah oh mata membasah
bayu dingin lalu bintang mengerling sayu
rembulan menyuram tiada terbayang harapan
sendiri melangkah di jalan remang membisu
ku nanti engkau sinar bersama sang fajar

Dan dilantunan yang ke 15 kali aku putar ulang, aku menatap resah dan melahap malam dengan sebuah tanda tanya. Aku torehkan sebuah puisi sederhana yang mungkin tak sebanding dengan karya agung mas Guruh di atas. Berikut ini yang aku tuliskan :

sendiri


di manakah kau yang kini terapung dalam waktu terentang
yang melaju terhunus menuju pelukan malam
udara kini terasa kosong membuat ada tanya meringis
dan kabut samar hilangkan sebuah bayangan
kian tenggelam bersama keringat malam


sementara waktu mendayu membisik sinis
mengejek bulan mematut diri
akalku terbenam pada mata kakimu
yang melangkah entah membaui apa


esok aku hanya menanti sejuta cerita dari derita yang kau tatap
dan selanjutnya, aku tak lagi merasa terbaring di lantai yang miring

Sendiri termenung dan melangkah di larut malam ini, sementara mata hati basah menatap resah yang semakin gundah. Entah suasana apa yang ada dibenak mas Guruh saat itu namun sesosok fajar yang dinanti kembali, semoga lahir bersama sinar yang berpendar.

Seperti juga diriku yang menantikan seseorang yang merapat di pelabuhan dialektika menuju Indonesia tanpa resah dan gundah. Semoga ia tiba bersama fajar yang ditentengnya pulang.

2 comments:

Hana Nuraini said...

barusan habis denger Sendiri versi Float di soundcloud, kerennnn...

senja menawan said...

Versi chrisye nya ada kok mas di soundcloud